Bagi Suku Lauje, sungai merupakan urat nadi kehidupan. Tak hanya menjadi tempat bermain, sungai jadi jalur transportasi mereka, berbekal rakit bambu sederhana, orang Lauje membawa hasil panen.
Hasil panen itu dijual ke sejumlah desa di kaki gunung. Hanya sehari dalam sepekan mereka melakoninya yaitu hari Kamis. Kedatangan mereka telah dinantikan para calon pembeli di tepi sungai.
Bawang merah hingga kemiri merupakan hasil bumi paling diminati, hasil bumi orang Lauje dikenal berkualitas baik, harganya pun lebih murah dibanding petani lain.
Hidup terasing di pegunungan membuat orang Lauje cenderung pendiam. Hal itu dilihat dari interaksi mereka dengan pembeli yang terkesan canggung.
Orang Lauje harus menempuh perjalanan 3-4 jam hingga tiba ke Desa Palasa, semakin deras arus sungai, maka mereka akan cepat sampai. Menggunakan rakit dinilai lebih efisien ketimbang berjalan kaki.
Kepiawaian menghindari batu-batu besar modal utama agar rakit tak tenggelam, keterampilan berakit ini menjadi salah satu budaya suku Lauje
(ard)
Follow Berita Okezone di Google News
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Follow